Description:“Mitos sering dimobilisasi untuk berbagai keperluan politik dan ideologis yang sifatnya regresif, tetapi juga bisa mengalami perubahan ke arah transformatif. Mitos tidak hidup dalam ruang hampa, kedap terhadap dinamika wacana dan politik kekuasaan. Pembongkaran mitos-mitos penguasa perlu dilakukan karena masih banyak sang Dewi dalam mitos-mitos Nusantara tersebut, terperangkap, terepresi di sana”. Sylvia Tiwon(University California Berkeley) “Bagi masyarakat Lombok, konsep lumbung menempatkan perempuan sebagai pengambil keputusan. Konsep yang memilah antara padi untuk konsumsi, padi sebagai bibit, padi yang harus dikonservasi, kepentingan ritual dan spiritual, pun untuk kegiatan pendidikan. Perempuan dan lumbung padi tidak bisa dipisahkan. Umpak atau tempat pijakan tiang-tiang pada bangunan lumbung, disimbolkan sebagai telapak kaki ibu. Artinya, perempuan sebagai penyangga sekaligus memiliki hak kelola atas padi dalam lumbung itu”.Khalisah Khalid (WALHI-Wahana Lingkungan Hidup Indonesia) “Saya juga sempat mewawancarai beberapa perempuan Pulau Pura NTT yang berusia lanjut. Mereka ingat bahwa dulu saat mereka masih kecil dan masih muat untuk dimasukkan dalam keranjang belanja, saudara laki-laki mereka di saat musim kelaparan menukarkan dirinya dengan bahan pangan yang didapat dari desa lain”.Susanne Rodemeier (Universität Heidelberg) “Pengalaman penelitian risiko bencana di sekolah-sekolah di kawasan risiko tinggi erupsi Merapi menunjukkan ancaman risiko bencana meningkat jika erupsi Merapi terjadi pada waktu aktivitas sekolah berlangsung. Sekolah berubah menjadi tempat paling rentan bagi anak-anak dan perempuan. Sementara kapasitas sekolah dan kesadaran gender dan ekologi belum menjadi pendekatan penting dalam sistem manajemen sekolah”. Ahmad Badawi (YLSKAR-Yayasan Lingkar Studi Kesetaraan Aksi & Refleksi) Tulisan dalam buku ini merupakan akumulasi pengalaman para dosen dan penelitian dari Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), Pusat Penelitian dan Studi Gender-UKSW, UMS (Universitas Muhammadiyah Surakarta), Universität Heidelberg, UNS (Universitas Sebelas Maret Surakarta), UNISSULA Semarang, LSM WALHI Semarang, YLSKAR (Yayasan Lingkar Studi Kesetaraan Aksi dan Refleksi, Salatiga) dan Jurnal Perempuan. Para penulis berusaha menyuarakan melalui tulisannya bagaimana menggali, memahami, dan mengekspresikan pengetahuan perempuan untuk menjadikannya sumber belajar bersama. Dalam buku ini pembaca menemukan pengetahuan dan pengalaman ini dalam berbagai aspek, mulai dari industri batik warna alam, tenun warna alam, tanaman obat, pariwisata berbasis lingkungan, pasar ramah lingkungan, media ramah lingkungan, serta menginterpretasikan ekologi dalam mitos tradisional dan religi, termasuk iman Kristen. Untuk itu, Pusat Penelitian dan Studi Gender UKSW, secara khusus mengucapkan terima kasih yang tinggi bagi semua penulis dalam buku ini, lembaga dan pimpinan lembaga dari Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), Pusat Penelitian dan Studi Gender-UKSW, UMS (Universitas Muhammadiyah Surakarta), Universität Heidelberg, UNS (Universitas Sebelas Maret Surakarta), UNISSULA Semarang, LSM WALHI Semarang, dan Jurnal Perempuan yang telah memberikan kesempatan kepada para dosen dan peneliti yang menyediakan diri mereka sebagai sumber belajar melalui tulisantulisannya yang memberikan spirit bagi gerakan ini.We have made it easy for you to find a PDF Ebooks without any digging. And by having access to our ebooks online or by storing it on your computer, you have convenient answers with Ekofeminisme II: Narasi Iman, Mitos, Air & Tanah. To get started finding Ekofeminisme II: Narasi Iman, Mitos, Air & Tanah, you are right to find our website which has a comprehensive collection of manuals listed. Our library is the biggest of these that have literally hundreds of thousands of different products represented.
Description: “Mitos sering dimobilisasi untuk berbagai keperluan politik dan ideologis yang sifatnya regresif, tetapi juga bisa mengalami perubahan ke arah transformatif. Mitos tidak hidup dalam ruang hampa, kedap terhadap dinamika wacana dan politik kekuasaan. Pembongkaran mitos-mitos penguasa perlu dilakukan karena masih banyak sang Dewi dalam mitos-mitos Nusantara tersebut, terperangkap, terepresi di sana”. Sylvia Tiwon(University California Berkeley) “Bagi masyarakat Lombok, konsep lumbung menempatkan perempuan sebagai pengambil keputusan. Konsep yang memilah antara padi untuk konsumsi, padi sebagai bibit, padi yang harus dikonservasi, kepentingan ritual dan spiritual, pun untuk kegiatan pendidikan. Perempuan dan lumbung padi tidak bisa dipisahkan. Umpak atau tempat pijakan tiang-tiang pada bangunan lumbung, disimbolkan sebagai telapak kaki ibu. Artinya, perempuan sebagai penyangga sekaligus memiliki hak kelola atas padi dalam lumbung itu”.Khalisah Khalid (WALHI-Wahana Lingkungan Hidup Indonesia) “Saya juga sempat mewawancarai beberapa perempuan Pulau Pura NTT yang berusia lanjut. Mereka ingat bahwa dulu saat mereka masih kecil dan masih muat untuk dimasukkan dalam keranjang belanja, saudara laki-laki mereka di saat musim kelaparan menukarkan dirinya dengan bahan pangan yang didapat dari desa lain”.Susanne Rodemeier (Universität Heidelberg) “Pengalaman penelitian risiko bencana di sekolah-sekolah di kawasan risiko tinggi erupsi Merapi menunjukkan ancaman risiko bencana meningkat jika erupsi Merapi terjadi pada waktu aktivitas sekolah berlangsung. Sekolah berubah menjadi tempat paling rentan bagi anak-anak dan perempuan. Sementara kapasitas sekolah dan kesadaran gender dan ekologi belum menjadi pendekatan penting dalam sistem manajemen sekolah”. Ahmad Badawi (YLSKAR-Yayasan Lingkar Studi Kesetaraan Aksi & Refleksi) Tulisan dalam buku ini merupakan akumulasi pengalaman para dosen dan penelitian dari Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), Pusat Penelitian dan Studi Gender-UKSW, UMS (Universitas Muhammadiyah Surakarta), Universität Heidelberg, UNS (Universitas Sebelas Maret Surakarta), UNISSULA Semarang, LSM WALHI Semarang, YLSKAR (Yayasan Lingkar Studi Kesetaraan Aksi dan Refleksi, Salatiga) dan Jurnal Perempuan. Para penulis berusaha menyuarakan melalui tulisannya bagaimana menggali, memahami, dan mengekspresikan pengetahuan perempuan untuk menjadikannya sumber belajar bersama. Dalam buku ini pembaca menemukan pengetahuan dan pengalaman ini dalam berbagai aspek, mulai dari industri batik warna alam, tenun warna alam, tanaman obat, pariwisata berbasis lingkungan, pasar ramah lingkungan, media ramah lingkungan, serta menginterpretasikan ekologi dalam mitos tradisional dan religi, termasuk iman Kristen. Untuk itu, Pusat Penelitian dan Studi Gender UKSW, secara khusus mengucapkan terima kasih yang tinggi bagi semua penulis dalam buku ini, lembaga dan pimpinan lembaga dari Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), Pusat Penelitian dan Studi Gender-UKSW, UMS (Universitas Muhammadiyah Surakarta), Universität Heidelberg, UNS (Universitas Sebelas Maret Surakarta), UNISSULA Semarang, LSM WALHI Semarang, dan Jurnal Perempuan yang telah memberikan kesempatan kepada para dosen dan peneliti yang menyediakan diri mereka sebagai sumber belajar melalui tulisantulisannya yang memberikan spirit bagi gerakan ini.We have made it easy for you to find a PDF Ebooks without any digging. And by having access to our ebooks online or by storing it on your computer, you have convenient answers with Ekofeminisme II: Narasi Iman, Mitos, Air & Tanah. To get started finding Ekofeminisme II: Narasi Iman, Mitos, Air & Tanah, you are right to find our website which has a comprehensive collection of manuals listed. Our library is the biggest of these that have literally hundreds of thousands of different products represented.